Skip to main content

berukhwah dengan saudara dari laman FB rasanya menyeronokkan. bukan sahaja dapat mengenalinya dengan lebih rapat, malah aku bendung niat yang lain. mata ini tidak jemu menyelak-nyelak gambar-gambar yang lain. terlihat saudara mudanya. ah.. aku terlalu mengagumi mereka. bijak, tampan dan berada. seronok apabila mata dihidang halwa yang manis-manis.. untuk bermesra dengan mereka?? erm.. jauh panggang dari api. tidak mungkin sama sekali. pertama mungkin kerana diriku yang pemalu dengan mereka yang lebih hebat dariku. kedua, kerana kami memang tidak mesra dari sejak kecil.. huhu.

pantas masuk ke jemala, kata sheila on 7 tentang 'pemuja rahasia';


~Kuawali hariku dengan mendoakanmu
Agar kau s'lalu sehat dan bahagia disana
Sebelum kau melupakanku lebih jauh
Sebelum kau meninggalkanku lebih jauh


Ku tak pernah berharap kau kan merindukan
Keberadaanku yang menyedihkan ini
Ku hanya ingin bila kau melihatku kapanpun
Dimanapun hatimu kan berkata seperti ini
Pria inilah yang jatuh hati padamu
Pria inilah yang kan s'lalu memujamu

Akulah orang yang selalu menaruh bunga
Dan menuliskan cinta di atas meja kerjamu
Akulah orang yang kan s'lalu mengawasimu
Menikmati indahmu dari sisi gelapku
Dan biarkan aku jadi pemujamu
Jangan pernah hiraukan perasaan hatiku
Tenanglah, tenang pujaan hatiku sayang
Aku takkan sampai hati bila menyentuhmu


Mungkin kau takkan pernah tahu
Betapa mudahnya Kau untuk di kagumiii...
Mungkin kau takkan pernah sadar
Betapa mudahnya Kau untuk di cintaiii...


Akulah orang yang akan selalu memujamu
Akulah orang yang akan selalu mengintaimu
Akulah orang yang akan selalu memujamu
Akulah orang yang akan selalu mengintaimu

Karena hanya dengan perasaan rinduku yang dalam padamu
Kupertahankan hidup
Maka hanya dengan jejak-jejak hatimu
Ada artiku telusuri hidup ini
Selamanya hanya ku bisa memujamu
Selamanya hanya ku bisa merindukanmu~

Popular posts from this blog

Andy dan Tia - Tanah Liat dan Daging Bakar

Tia benar-benar marah pada Andy. Tia bingit. Tia sakit hati. Suaminya itu kini membatu kaku, langsung tidak berani menyorot mata lahap isterinya. Apa yang cuba dilakukan hanyalah untuk memberi kejutan yang paling istimewa buat isterinya. Kejutan itu bukan sahaja untuk isterinya, malah dihadiahkan sekali pada putera di dalam kandungan isterinya. Dia tahu dia sudah membuat kerja gila. Mungkin lebih gila daripada perkataan gila! Aroma daging bakar yang duduk di hadapan pasangan itu menerobos hidung yang sedang kembang-kempis. Hajat Tia yang mengidam telah segera ditunaikan oleh Andy. Namun sekarang dia yang keras dimarahi. Andy seolah-olah meminta simpati pada sahabat setianya, roda pembentuk tembikar yang mengintai di luar rumah. Hanya itulah sahabatnya yang mengetahui isi hati Andy selama ini. Tanah-tanah liat di samping roda tersebut pula adalah aksara yang menceritakan segala tentangnya, termasuklah kisah cinta antara dirinya dan Tia. Kini roda itu juga kelihatan seperti ...

Andy dan Tia - sebuah buku dan ais krim

Sudah beberapa malam dia membiarkan buku itu tidak tersentuh. Malam itu, novel masih di atas meja. Antara novel dan Andy, masing-masing menenung antara satu sama lain. Lelaki itu merasa bersalah kerana ada sesuatu yang membuatkannya berhenti daripada menyambung telaahnya. Mukasurat 138. Iya, dia terhenti pada halaman tersebut. Puncanya, ada kesan kotor akibat ais krim. Suatu ketika dahulu, dia terlalu mencintai novel tersebut. Lewat petang, dia pasti akan singgah di pesisir pantai itu dan membaca sebelum matahari jatuh sepenuhnya. Pada waktu itulah, saat dia khusyuk pada muka surat 137, tiba-tiba ada sesuatu yang gugur ke atas bukunya. Jatuhnya pula di pertengahan mukasurat 138. Andy jadi marah, terlalu marah. Buku adalah kekasih yang sentiasa dibalut cintanya. Apatah lagi, yang mencacatkan kekasihnya adalah sepotong ais krim. “Maafkan saya,” suara seorang gadis memecah kesunyian pantai itu. Sekilas itu juga dia mengalihkan wajah dari novelnya. Ada seorang gadis di sisi memeg...

Andy dan Tia - Sang Penikam

  Puff! Kali terakhir aku melihat dirimu dalam kesamaran. Kau melepaskan satu senyuman yang paling membahagiakanku suatu ketika dahulu. Namun pada waktu itu, aku tidak tahu maksud pada senyumanmu. Adakah kepuasan atau ucapan selamat tinggal yang sebal buatku? Aku mengharapkan kau akan menoleh kembali untuk aku pastikan antara kedua-dua hal itu dengan kata-katamu, seperti selalu yang kau lakukan. Namun itu tidak berlaku.   Aku pegang pandangan itu hingga ke dalam lenaku. Aku sendiri tidak tahu sekiranya itu adalah lena yang selamanya atau aku dapat menjejak kembali kebiadabanmu. Aku lihat kau pergi sedangkan aku memaut luka yang kau tinggalkan di bawah rusukku. Pisau yang kau tusuk itu masih kau biarkan. Mungkin itu adalah romantismu, agar aku dapat nikmati hidup bersisa bisa sebelum kisah hari ini hilang begitu sahaja. Dan tiba-tiba semuanya menjadi terlalu gelap.